Banyak istilah digunakan di berbagai belahan bumi yang berbahasa Inggris, ada yang menyebutnya running shoes atau runners (Inggris-Kanada), joggers (Inggris-Australia), trainers (Inggris-Inggris). Sneakers sendiri istilah populer di Amerika dan sekarang di negara kita juga (walau bahasa kita tidak English-based). Dan kini si pengendap ini begitu populer di seluruh dunia, hampir semua orang memakainya bukan lagi untuk pemakaian olahraga, tetapi untuk gaya kasual. Dalam sejarah footwear (alas kaki), sneaker termasuk generasi muda.
Sepatu platform saja dipercayai sudah digunakan sejak abad ke-18, yang lebih tua lagi adalah Poulaine (bentuknya seperti sepatu Aladdin), model ini sudah ada sejak akhir abad ke-14. Sedangkan sneakers baru populer di abad ke-19, namun ketenarannya tidak bisa dipandang sebelah mata.
Bagaimana tidak, kini sneakers berevolusi menjadi sebuah fenomena. Dijadikan medium ekspresi seni oleh para sneaker pimps dan menjadi ajang kolaborasi banyak orang. Ingat Air Jordan? Keluaran Nike ini bisa dibilang awal kolaborasi antara brand dan nama terkenal di dunia sports terutama basket.
Kini bukan hanya atlet basket saja yang namanya dipakai untuk model atau keluaran terbaru produk sneakers. Kanye West pada Grammy 2008 memakai sneaker hitam yang eksklusif dibuat untuknya (lagi-lagi) oleh Nike. Adidas, brand terkenal lainnya mengeluarkan sneaker edisi terbatasnya seri the Beastie Boys, hanya ada 4 pasang di seluruh dunia!
Dari segi desain, memang sneakers adalah sepatu yang sangat bisa diandalkan. Simpel, ringan, berkesan santai dan sporty. Pasalnya, awal kemunculan sneakers memang ditujukan sebagai sepatu olahraga, seperti salah satu brand yang paling santer booming akhir-akhir ini di kalangan masyarakat adalah ASICS.
Brand yang diluncurkan oleh Kihachiro Onitsuka pada tahun 1949 ini diproduksi untuk kepentingan kegiatan olahraga seperti sepakbola, lari, tenis, golf, gulat, tai chi, sampai cheerleading. Tapi, apa boleh dikata—brand yang merupakan singkatan “ anima mensana in corpore sano”—bahasa Latin dari ‘di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat’ memang memiliki daya tarik tersendiri yang menyebabkan sejauh mata memandang, banyak orang yang memercayakan style mereka pada sneakers yang dulunya sering digunakan Bruce Lee pada film-filmnya.
Kini, ASICS kembali meraja dengan ASICS Onitsuka Tiger tipe Tai Chi (yang sering digunakan Bruce Lee). Disinyalir, ASICS kembali meraja saat Quentin Tarantino merilis Kill Bill Vol. 1 pada tahun 2003—saat Uma Thurman di dalam bar Jepang menggunakan jaket dan celana training warna kuning dengan sneakers tai chi ini. Tapi, yang malah gila-gilanya di pasaran adalah Asics Onitsuka Tiger versi Meksiko.
Sneakers memang berkembang pesat dan berlari sangat jauh melewati fungsi awalnya sebagai sepatu olahraga—sudah menjadi bagian dari ‘L’ besar alias lifestyle. Malah, bukan sesuatu yang aneh kalau ada orang yang sampai mendalami dan mengumpulkannya menjadi bagian dari sebuah koleksi.
Melesat jauh dan melahirkan ikon-ikonnya sendiri. Tercatat Sean Penn dalam film Fast Times at Ridgemont High—rilis 1982—memakai sneakers Vans tipe slip-on. Menjadikan Vans sebagai lambang dari olahraga ekstrim dan membuat ancaman bagi brand-brand besar. Apalagi setelah Blink 182 menggunakan motif papan catur, Vans slip-on kembali meroket!
Selain Sean Penn, ada juga Michael Jordan dengan Nike Air Jordan-nya. Signature shoe yang pertama kali rilis pada tahun 1985 ini diproduksi untuk kepentingan sepatu olahraga basket dengan ikon dari Chicago Bulls. Semua serinya menjadi incaran—mulai dari Air Jordan I sampai Air Jordan XXIII—yang menjadi seri terakhir.
sumber : http://archive.kaskus.us/thread/3678256